Saudaraku … Inilah Kenikmatan Di Surga, Namun Bagaimana Jalan Menuju Sana?

Juli 1, 2009 pukul 3:00 am | Ditulis dalam Hari Akhir | 10 Komentar
Tag: ,

1157

Setiap orang pasti menginginkan kenikmatan di surga …

Saudaraku … bersegeralah menuju ampunan Robb kalian dan surga yang seluas langit dan bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, ataupun terbetik di hati seorangpun. Hal ini sebagaimana dibenarkan oleh firman Alloh ‘azza wa jalla yang artinya,

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajdah : 17).

Di antara kenikmatan di surga yang Alloh dan Rosul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah :
[1]. Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman yang artinya,” (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.” (Muhammad : 15).

[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An Naba’ : 31-33).

[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna.” (HR. Muslim).

[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun.” (Shohihul Jaami’).

[5]. Memandang wajah Alloh yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Alloh, di mana Dia ingin menuaikannya.’ Mereka berkata : ‘Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Beliau melanjutkan : ‘Maka Alloh menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya (wajah Alloh). Demi Alloh, Alloh belum pernah memberikan sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada melihat-Nya.” (HR. Muslim).

Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat surga, kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Alloh menjadikan kita sebagai penghuninya.

The_Holy_Qur__an_by_karfozy
Jalan Menuju Surga

Jika ada yang bertanya tentang amal dan jalan menuju ke surga, maka jawabannya telah Alloh berikan secara jelas dalam wahyu yang diturunkan kepada Rosul-Nya yang mulia. Di antaranya sebagaimana yang Alloh jelaskan dalam surat Al Mu’minuun ayat 1-11. Beberapa sifat-sifat penghuni surga -semoga Alloh menjadikan kita sebagai penghuninya- dari ayat tersebut adalah:
Pertama, beriman kepada Alloh dan perkara-perkara yang wajib diimani dengan keimanan yang mewajibkan penerimaan, ketundukan, dan kepatuhan.

Kedua, khusyu’ dalam sholatnya yaitu hatinya hadir dan anggota tubuhnya tenang.

Ketiga, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia (yang tidak mempunyai faedah dan kebaikan).

Keempat, menunaikan zakat yaitu bagian harta yang wajib dikeluarkan atau mensucikan jiwa mereka (karena salah satu makna zakat adalah bersuci) berupa perkataan dan perbuatan.

Kelima, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri dan budaknya.

Keenam, memelihara amanah yang dipercayakan dan memenuhi janjinya baik kepada Alloh, kepada sesama mukmin, ataupun kepada makhluk lainnya.

Ketujuh, melaksanakan sholat pada waktunya, sesuai dengan bentuknya yang sempurna, dengan memenuhi syarat, rukun, dan kewajibannya.
Selain ayat di atas, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan tentang jalan menuju surga yaitu dengan menuntut ilmu syar’i. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Alloh akan memudahkannya dalam menempuh jalan ke surga.” (HR. Muslim).

Ya Alloh, mudahkanlah kami untuk melaksanakan amalan-amalan ini dan menetapkan kami di atasnya.

10 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. bos mohon keterangan

    Kelima, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri dan budaknya.

    masalah budak :?:

  2. Amin..

  3. Thanks,.,.,

  4. @ Wahyu,
    Jadi maksudnya adalah budak juga adalah miliki tuannya dan boleh disetubuhi. Namun ingat budak bukanlah pembantu RT. Namun yg dimaksud budak di sini adalah bekas tawanan perang yg menjadi miliki tuannya. Semoga paham.

  5. mudahkanlah kami ya alloh…amin…

  6. maaf mau tanya mengenai shalat.
    manakah yang lebih utama shalat tepat pada waktunya atau shalat berjamaah.

    saya pernah ditegur.ketika akan shalat setelah adzan dirumah sahabat saya.beliau bilang nanti ajah nunggu yg lain shalatnya biar berjamaah. kan nanti pahalanya lebih besar tuh, 27 kali lipat dr pada shalat sendiri.

    nah..manakah yang harus saya utamakan?
    shalat tepat pada waktunya.atau shalat berjamaah akan tetapi agak molor 1/2-1 jam dr waktu shalatnya.

    jazaakallaahu khoyr

  7. Supaya dimudahkan dalam melaksanakan amalan tersebut, bagaimana caranya ya ? Kadang berat hati, karena terpukau dengan “madu” dunia.
    Ingin syurganya tapi kebanyakan kita gak berusaha menuju ke arahnya.
    Ya Allah perbaikilah cara ibadahku kepada-Mu, agar Engkau rido jika aku memasuki syurgamu nanti.

    Ya Allah tidak pantas rasanya aku memasuki syurga-Mu, namun tak kuasa menahan siksa di neraka-Mu. Ampunilah dosa-dosaku.

    Semoga Allah memudahkan mengamalkan amalan-amalan tersebut dan memantapkannya.

  8. @ Mazmur
    Tetap berusaha (berikhtiar) dan banyak memohon kepada Allah.

  9. @ Fulanah
    Dari Abu Amr Asy-Syaibani, ia berkata,

    حَدَّثَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلىَ دَارِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: “الصَّلاَةُ عَلىَ وَقْتِهَا “. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ: ثُمَّ “بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ” قُلْتُ ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ: ((ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)) قَالَ: حَدَّثَنِيْ بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى.

    ”Pemilik rumah ini -sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud– memberitakan kepadaku, “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Saya bertanya lagi, “Lalu amalan apa lagi, wahai rasulullah?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Saya bertanya kembali, “Kemudian amalan apa lagi?” Beliau berkata, “Kemudian berjihad di jalan Allah.” Ibnu Mas’ud berkata, “Beliau (hanya) menyebutkan beberapa perkara tersebut, jika sekiranya aku bertanya lebih banyak, maka tentu beliau akan memberikan keterangan tambahan.”
    (Shahih) Lihat Al Irwa’ (1197) [Bukhari: 9-Kitab Mawaqitush Shalat, 5-Bab Fadlush Shalat li Waqtiha (Keutamaan shalat di waktunya); Muslim: 1-Kitab Al Iman hal. 137-140]

    Yang dimaksudkan dengan hadits “Shalat di waktunya” bukanlah shalat di awal waktu, namun yang dimaksudkan adalah shalat di waktunya dan tidak mesti di awal waktu. Inilah penjelasan para ulama mengenai hadits tersebut.

    Lalu manakah yang lebih utama, shalat di awal waktu ataukah berjama’ah?
    Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
    “Shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Oleh karena itu, jika memungkinkan melakukan shalat berjama’ah di awal waktu, maka itulah lebih baik. Namun jika tidak memungkinkan, di awal waktu, maka boleh diakhirkan asalkan tetap secara berjama’ah.
    Wallahu a’lam.

  10. jalan menuju syurga?? jln nya adalah hidup diatas Sunnah …


Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.