Salah dalam Menyikapi Tahun Baru Hijriyah
Desember 28, 2008 pukul 6:00 pm | Ditulis dalam Jalan Kebenaran, Nasehat | 5 KomentarTag: 1 muharram, tahun baru hijriyah
Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST
Sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 1 Muharram 1430 H. Seperti kita ketahui bahwa perhitungan awal tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena hijrah beliau adalah garis pembatas antara yang hak dan yang batil.
Dalam menghadapi tahun baru hijriyah ini, sebagian kaum muslimin salah dalam menyikapinya. Mereka tidak mau mencukupkan diri dengan ajaran nabi. Padahal Ibnu Mas’ud mengatakan pada kita:
ITTABI’U WA LAA TABTADI’U FAQOD KUFITUM, KULLU BID’ATIN DHOLALAH (Ikutilah ajaran nabi. Janganlah kalian membuat bid’ah. Ajaran Nabi sudah cukup bagi kalian. Ketahuilah bahwa setiap bid’ah adalah sesat).(Diriwayatkan oleh Ath Thobrony).
Beberapa kekeliruan inilah yang kita akan bahas pada posting yang cukup singkat ini. Semoga Allah memudahkan urusan ini.
KEKELIRUAN PERTAMA: Mengamalkan do’a awal dan akhir tahun
Amalan seperti ini sebenarnya tidak ada tuntunannya sama sekali. Amalan ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama besar lainnya. Amalan ini juga tidak kita temui pada kitab-kitab hadits atau musnad. Bahkan amalan do’a ini hanyalah karangan para ahli ibadah yang tidak mengerti hadits.
Bahkan yang lebih parah lagi, fadhilah atau keutamaan do’a ini sebenarnya tidak berasal dari wahyu sama sekali, bahkan yang membuat-buat hadits tersebut telah berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya.
Jadi mana mungkin amalan seperti ini diamalkan. Amalan do’a ini termasuk perkara yang harus dijauhi oleh setiap muslim. Karena ingatlah bahwa kita hanya punya satu nabi yang harus diikuti. Jika amalan ini disyariatkan oleh seorang ulama, kyai atau ustadz, maka ketahuilah bahwa setiap perkataan manusia harus kita tolak jika bertentangan dengan ajaran nabi kita. Itu yang harus kita ingat.
KEKELIRUAN KEDUA: Puasa awal dan akhir tahun
Amalan puasa ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali. Bahkan hadits yang menjelaskan fadhilah atau keutamaan amalan ini adalah hadits dari para pendusta dan pemalsu hadits, sebagaimana dikatakan oleh Imam Al Fatani dalam Tadzkiratul Maudhu’at.
Jadi, amalan seperti ini tidak perlu diamalkan karena tidak ada tuntunannya.
KEKELIRUAN KETIGA: Merayakan Tahun Baru Hijriyah
Sikap seperti ini dalam menyambut tahun baru hijriyah juga suatu kekeliruan. Perbuatan semacam ini cuma sekedar meniru-niru orang kafir yang merayakan tahun baru masehi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bersabda pada kita:
MAN TASYABBAHA BIQOUMIN FAHUWA MINHUM. (Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka). (HR. Abu Daud. Syaikhul Islam mengatakan: sanadnya jayid).
Jadi tidak perlu mengadakan pengajian yang dipas-pasin dengan tahun baru hijriyah, untuk memperingati hari tersebut. Begitu pula tidak perlu bersengaja makan-makan, menyalakan lilin atau lampu dari biasanya. Ini semua adalah perbuatan meniru orang Nashrani yang merayakan tahun baru masehi dengan menyalakan lilin, membuat makanan dan bernyanyi ria.
Seorang muslim tidak boleh mengikuti jejak mereka,tidak boleh meniru-niru mereka walaupun dalam hati tidak ada niat meniru mereka. Karena ingatlah bahwa larangan meniru orang kafir tetap berlaku baik dengan niat mengikuti mereka ataupun tidak. Ingatlah hal ini.
Dan juga perlu diperhatikan bahwa merayakan tahun baru hijriyah tidak pernah dilakukan oleh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan sahabat lainnya. Padahal mereka adalah orang yang semangat dalam beramal dan semangat dalam mengikuti ajaran nabi. Namun kenapa mereka tidak melakukan perayaan ini? Karena memang perayaan seperti ini hanya meniru-niru orang kafir dan tidak ada tuntunannya sama sekali.
“LAU KANA KHOIRON LASABAQUNA ILAIH” (Seandainya hal itu baik, tentu mereka, para sahabat akan mendahului kita dalam melakukannya).
“Ikutilah jalan kebenaran, walaupun sedikit orang yang menitinya dan jauhilah jalan kebinasaan, sekalipun banyak orang yang mengikutinya”, itulah untaian kata yang sangat indah dari Fudhail bin Iyadh.
Jadi menghidupkan tahun baru hijriyah bukanlah dengan melakukan hal-hal di atas. Cukuplah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh kita. Apa yang beliau tidak amalkan, itu juga adalah sunnah (ajaran) beliau dan patut kita contoh.
Menyambut tahun baru hijriyah bukanlah dengan memperingatinya. Namun sudahkah kita mencintai dan menggunakan kalender hijriyah, itulah yang harus kita ingat baik-baik pada saat ini.
Marilah kita menggunakan kalender hijriyah dalam setiap tulisan dan aktifitas kita. Itulah yang mulai dilupakan kaum muslimin di tahun baru ini. Pasti di antara kita tidak tahu sekarang tanggal berapa hijriyah?
Semoga Allah memberi kekuatan di tengah keterasingan.
Salah satu rujukan: Majalah Qiblati edisi 4/III
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya
Muhammad Abduh Tuasikal, ST
Diselesaikan pada pagi hari yang penuh berkah di Panggang, GK, 29 Dzulhijah 1429 H.
5 Komentar »
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
Tinggalkan komentar
Ta’aruf
Pemilik Blog ini adalah Muhammad Abduh Tuasikal, ST , ayah dari Rumaysho. Jika pengunjung blog ini ingin mencuplik atau mengcopy tulisan-tulisan dalam blog ini, kami sangat-sangat memperbolehkan demi tersebarnya dakwah ke tengah-tengah kaum muslimin yang lain. Namun kami mohon agar selalu menjaga amanat ilmiah dan mencantumkan URL blog ini. Semoga Allah memudahkan setiap urusan hamba-Nya yang selalu ingin menggapai ridho-Nya. [Kontak email:rumaysho@gmail.com, YM: ibnuusman]- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Sebenarnya orang yang dikatakan dipenjara adalah orang yang hatinya tertutup dari mengenal Allah 'azza wa jalla. Sedangkan orang yang ditawan adalah orang yang masih terus menuruti (menawan) hawa nafsunya (pada kesesatan)." (Shahih Al Wabilus Shoyib, hal. 94)
Menu
Kategori
Kata Kunci
acara bid'ah adab ajaran nabi Akhlaq Al Quran Amalan amal sholeh anak sholeh aqidah bid'ah bid'ah hasanah cadar celana cinta nabi di mana Allah Do'a dosa Dzikir dzulhijah FPI gerhana hati Hujan hukum Hukum Islam idul adha ilmu isbal israel jenggot Keluarga kirim pahala laa ilaha illallah lisan manajemen waktu manhaj maulid nabi meninggalkan shalat muharram musibah muslimah nabi najis Nasehat Orang Tua Pagi palestina puasa Qolbu qurban rasul riba sabar sahabat Selamatan Kematian Shalat Shalat jama'ah Shalat malam sunnah nabi surga suro syahadat syirik tafsir tahlilan taubat tauhid Teladan Tetangga Tidur Pagi waktu waktu pagi Wanita yahudi Yasinan-
Artikel Baru
Artikel Paling Diminati
Komentar Terbaru
- Joko Sudarto pada Shalat Dhuha Dapat Menggantikan Sedekah dengan Seluruh Persendian
- catur pada Letak Kebahagiaan adalah Di Hati
- ratna pada Ada Apa di Balik Petir?
- taulina pada Ada Apa di Balik Petir?
- maspekok pada Tuhan Di Mana-mana?
Nasehat Indah
- Marilah Berlomba-lomba dalam Masalah Akhirat
- Telah Memiliki Dunia Seluruhnya
- Mukmin yang Kuat Lebih Utama dari Mukmin yang Lemah
- Pada Hari Itu Begitu Menyibukkan
- Apa Peduliku dengan Dunia?!
- Dua Sifat yang Dicintai Allah
- Kalian Tidak Akan Mampu Menghitung Nikmat Allah, Lebih-Lebih Mensyukurinya
- Meminta Perlindungan dari Kejelekan di Waktu Tua
- Keutamaan Memberi Petunjuk Pada Orang Lain
- Tidak Memiliki Sifat Kasih Sayang, Tidak Akan Memperoleh Rahmat Allah
Jadwal Posting
Muslim.or.id
- Fikih Wakaf (Bag. 7): Bolehkah Wakaf untuk Keluarga Sendiri?
- Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Zulhijah
- Langkah Menyederhanakan Hati (Bag. 1)
- Fikih Transaksi Gadai (Bag.1) : Definisi, Hukum, dan Dalil Pensyariatannya
- Kondisi Hati yang Dihuni oleh Tauhid
- Hukum Khuluk dengan Syarat Melepaskan Hadanah
- Teks Khotbah Jumat: Kiat Selamat dari Fitnah Akhir Zaman
- Penjelasan Kitab Ta’jilun Nada (Bag. 6): Fi’il Amr
- Merasa Diawasi Allah
- Malapetaka Akhir Zaman dengan Hilangnya Ilmu Agama
Muslimah.or.id
Buletin At Tauhid
Belajar Bahasa Arab
- Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
Pustaka Muslim
- Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
Ustadz Aris Munandar, SS
Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
- Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
Abu Mushlih
- Program Belajar Jarak Jauh
- Kisah Selembar Kertas
- Penyebaran Buku Tauhid Gratis
- Soal Ujian Belajar Tauhid at-Tarbiyah
- Buku Baru ‘Inilah Jalanku…’
- Soal Ujian at-Tarbiyah. Bagian 1
- Pendaftaran Ujian at-Tarbiyah Materi 1 – 22
- Telah Terbit Buku Saku Dakwah al-Hujjah
- Tujuan Penciptaan Insan
- Kunci Kejayaan Umat Islam
Pengunjung
Arsip Artikel
- Juli 2009 (10)
- Juni 2009 (21)
- Mei 2009 (23)
- April 2009 (36)
- Maret 2009 (32)
- Februari 2009 (42)
- Januari 2009 (76)
- Desember 2008 (52)
- November 2008 (4)
Belajar ngeblog
Blog Ikhwan
Situs Download
Situs Ilmiah
Meta
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.
Assalamu’alaikum
Alhamdulillah setelah baca postingan ini ana baru tau ternyata bid’ah tahun baru hijryah itu banyak yah…..
Allahumma zidnii ‘ilman naafi’a…..
Comment by salafysidoarjo— Desember 28, 2008 #
hoho. memang penanggalan hijriyah tidak dipegang oleh umat muslim belakangan ini. sungguh sangat disayangkan.
v(^_^)
Comment by Farijs van Java— Desember 29, 2008 #
salam,
jazakallah infornya, kita harus pacu dan berpegangan erat untuk kemajuan dan kemaslahatan ummat, kalau kita tidak mau digilas zaman, mari kita bangga dengan ISLAM
wassalaam…
Comment by pakarfisika— Desember 29, 2008 #
jazakallah khairan katsir ustadz atas ilmunya.
Comment by salam revolusi— Desember 29, 2008 #
Salah kaprah di Islam memang sudah parah karna banyaknya penganut Sincretisme/campuran saya rasa membutuhkan waktu lama untk membenahi,mari berjuang bersama untuk itu mas,musyrik merajalela bukan hanya di kaum awam,di guru-guru ngaji kita juga masih ada,kunci kita perlu keyakinan dalam tauhid yang kuat,rujuk Qur’an dan hadist shoheh dan buktikan.tanks
Comment by uanglapang— Desember 29, 2008 #